Arti
Bahasa
Pengertian bahasa
secara umum adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri.
Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi
oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut.
Sistem lambang yang
bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. Sistem lambang tersebut
bersifat konvesional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan
kesepakatan. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan
secara berulang dan tetap.
Sistem lambang tersebut
bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan sistem yang sederhana dan
jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilakan jumla kata, frasa, klausa,
kalimat, paragraph, dab wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
Sistem lambang bersifat
unik, khas, dan tidak sama dengan lambang lain.
Sistem lambang dibangun
berdasarkan kaidah yang bersifat universal.
Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa adalah cara orang menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa lebih dari satu . Jika dinyatakan dalam pengertian yang lebih rapat yaitu orang melakukan sesuatu dengan bahasa mereka, yaitu dengan cara bertutur dan menulis, mendengarkan, dan membaca, mereka berharap dapat mencapai banyak sasaran dan tujuan.
Ada beberapa
pengelompokkan fungsi kebahasanan yang sudah dikenal misalnya, pengelompokan
yang disampaikan oleh Malinowski, yang berkaitan dengan dengan kajiannya
tentang situasi dan makna yang dirujuk pada awal pembicaraan. Malinowski(1923)
mengelompokkan fungsi bahasa ke dalam dua kelompok besar, yaitu pragmatic dan
magis. Sebagai seorang yang pakar antropologi, ia tertarik pada penggunaan
bahasa yang praktis atau pragmatik di satu pihak, yang selanjutnya dibaginya
lagi ke dalam penggunaan bahasa yang aktif dan bahasa yang naratif , dan
dipihak lain ia juga tertarik pada penggunaaan bahasa yang bersifat ritual atau
magis yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan seremonial atau keagamaan dalam
kebudayaan.
Satu pengelompokkan
yang sangat berbeda adalah pengelompokan yang dikemukakan oleh seorang psikolog
Austria Karl Buhler (1934). Ia tertarik pada fungsi bahasa bukan dari sudut
pandangan kebudayaan, tetapi dari sudut pandangan perseorangan. Buhler
membedakan fungsi bahasa ke dalam bahasa ekspresif, bahasa konatif, dan bahasa
representasional. Bahasa ekspresif yaitu bahasa yang terarah pada diri-sendiri,
si pembicara. Bahasa konatif yaitu bahasa yang terarah pada lawan bicara dan
bahasa representasional yaitu bahasa yang terarah pada kenyataan lainna-yaitu,
apa saja selain si pembicara atau lawan bicara.
Berikut merupakan
fungsi bahasa secara umum;
1)
Sebagai sarana komunikasi
Digunakan dalam
berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya,
komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial.
Manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka perlu berkomunikasi dalam berbagai
lingkungan ditempat mereka.
2)
Sebagai sarana integrasi dan adaptasi
Bahasa indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara merupakan fungsi
integratif. Indikator kedudukannya sebagai bahasa nasional:
Lambang nasional yang
dapat memberikan kebanggaan jati diri pemakainya sebagai bangsa indonesia.
Lambang identitas
nasional yang dapat dikenali oleh masyarakat.
Alat pemersatu penduduk
antar pulau diseluruh indonesia.
Alat komunikasi antar
daerah dan antar budaya.
Indikator kedudukannya
sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai:
Bahasa dalam kegiatan
resmi
Bahasa pengantar di
sekolah
Alat komunikasi pada
tingkat nasional
Alat pengembangan
budaya
Dengan bahasa, orang
dapat menyatakan hidup bersama, bahkan bahasa menimbulkan suatu kekuatan yang
merupakan sinergi dengan orang lain. Misalnya : Seseorang tidak akan
menggunakan bahasa ilmiah ketika berbelanja, seorang ibu tidak akan menggunakan
bahasa bisnis ketika menasehati anaknya.
3) Sebagai
kontrol sosial
Berfungsi untuk mengendalikan
komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat berbentuk komunikasi timbal balik, baik
secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, masing-masing dapat mengendalikan
komunikasi dan memberi saran, kritik dll.
4) Sebagai
sarana memahami diri
Dalam membangun
karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya
terlebih dahulu.Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi,kecerdasan dll.
5) Sebagai sarana ekspresi diri
5) Sebagai sarana ekspresi diri
Dapat dilakukan dari
tingkat yang paling sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks. Ekspresi
paling sederhana misalnya untuk menyatakan cinta, lapar, krecewa.. Tingkat
kompleks misalnya berupa pernyataan kemapuan mengerjakan proyek besar dalam
bentuk proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan, desain produk, dll.
6) Sebagai
sarana memahami orang lain
Dengan pemahaman
terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup
kondisi pribadinya. Melalui pemahaman ini seseorang akan memperoleh wawasan
yang luas dan bermanfaat serta memperoleh kemampuan berfikir sinergis dengan
memadukan pengalaman orang lain bersama dengan potensi dirinya.
7) Sebagai
sarana mengamati lingkungan sekitar
Keberhasilan seseorang
menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan situasi
lingkungannya sehingga memperoleh berbagai kreatifitas baru yang dapat
memberikan berbagai keuntungan bagi dirinya dan masyarakat. Misalnya, Apa yang
melatarbelakangi pengamatan, bagaimana masalahnya, bagaimana cara mengamati,
tujuannya, hasilnya, kesimpulan.
8) Sebagai
sarana berfikir logis
Melalui proses berfikir
logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Selain
itu, perlu disadari bahwa bahasa bukan hanya sarana proses berpikir melainkan
juga penghasil pemikiran, konsep, atau ide.
9) Mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan
berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan sekaligus.
Selain itu orang yang tekun mendalami bidang studinya secara seriu dimungkinkan
memiliki kecerdasan yang produktif. Misal seorang ahli pemograman yang mendalami
bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik, mesin penerjemaah, dll.
10)
Membangun karakter
Kecerdasan merupakan
bagian karakter dari manusia. Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat
mengembangkan karakternya lebih baik.
Fungsi Bahasa Indonesia
Secara Khusus :
Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober
1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
Bahasa Indonesia
sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
digunakannya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya
sebagai berikut :
“Kami poetera dan
poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Kami
poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia Kami
poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa
Indonesia.”
Bahasa Indonesia
sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih
digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara
lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya.
Contohnya saja India, Malaysia dan lain – lain yang harus bisa menggunakan
Bahasa Inggris.
Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya
saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada
bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan
keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat
pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
Bahasa Indonesia
sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
Bahasa Negara
Bahasa Negara adalah
bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara baik secara lisan maupun
tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat pemakaiannya dalam pemerintahan
secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik, pembuatan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara dalam pidato resmi Presiden RI di
hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa
Negara secara lisan. Dalam aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat
fungsi, yaitu:
1) Bahasa resmi
kenegaraan
2) Bahasa
pengantar resmi di sekolah dan universitas,
3) Bahasa resmi tingkat
nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Indonesia,
4) bahasa resmi
kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan komunikasi di
Indonesia.
Bahasa resmi Negara ini
dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV sehingga telah memainkan perannya
dalam kehidupan bernegara.
Ragam
Bahasa
a.Pengertian
Ragam Bahasa
Ragam bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media
atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari ragam
bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan.
Bahasa yang di hasilkan
menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar
dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa
tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam
bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu
aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan
yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya ragam bahasa lisan.
Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu
sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa
yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Macam-macam Ragam
Bahasa
Yaitu bisa dibagi tiga
berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
Ragam bahasa
berdasarkan media
Ragam bahasa Media
(Lisan)
Ragam bahasa baku lisan
didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan
unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam
situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam
situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa
itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,
ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam
itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
Memerlukan orang
kedua/teman bicara.
Tergantung kondisi,
ruang, dan waktu.
Tidak harus
memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
Berlangsung cepat
Contohnya; “Sudah saya
baca buku itu”
Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam
bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh
karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam
pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur
kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
Tidak memerlukan orang
kedua/teman bicara;
Tidak tergantung
kondisi, situasi & ruang serta waktu;
Harus memperhatikan
unsur gramatikal;
Berlangsung lambat;
Selalu memakai alat
bantu;
Kesalahan tidak dapat
langsung dikoreksi;
Contohnya: “Saya sudah membaca buku
itu”.
Perbedaan antara ragam
lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
Ragam Bahasa lisan
1)
Nia sedang baca surat kabar.
2)
Ari mau nulis surat.
3)
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
Ragam bahasa tulisan.
1) Nia
sedang membaca surat kabar.
2) Ari
mau menulis surat.
3) Namun,
engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
Ragam bahasa lisan
1)
Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)
Kita harus bikin karya tulis.
3)
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak.
Ragam bahasa tulisan
1)
Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)
Kita harus membuat karya tulis.
3)
Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
Ragam bahasa Indonesia
dari cara pandang penutur.
Berdasarkan cara
pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam
terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh:
Ragam
dialek : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam terpelajar :
“Saya sudah membaca buku itu”
Ragam
resmi : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam tak resmi :
“Saya sudah baca buku itu”
0 komentar:
Posting Komentar